Rabu, 08 Mei 2019
TANGAN YANG DICIUM RASULULLAH
Rasulullah SAW yang baru pulang dari peperangan. Ketika tiba di Madinah, beliau disambut banyak orang. Begitu beliau datang, ada seorang penjual air yang mendekati Nabi SAW hendak mencium tangan beliau. Akan tetapi, Nabi SAW tidak mau menerimanya, sebaliknya beliau mengambil tangan penjual air itu untuk dicium.
Ketika bersentuhan tangan dengan orang itu, Nabi SAW merasakan tangannya kasar sekali. Lalu, Nabi SAW bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?” Orang itu menjawab, “Yaa Rasulullah, kerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah kepada keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Apa yang dilakukan Nabi yang agung itu? Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang paling mulia, jauh lebih mulia daripada siapapun, tetapi orang yang paling mulia itu begitu melihat tangan yang kasar karena mencari nafkah yang halal, menggenggam tangan itu, dan menciumnya. Saat Rasulullah SAW hendak mencium tangan itu, beliau berkata, _“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”_‘inilah tangan yang tak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.
Tangan yang tidak pernah disentuh oleh api neraka itu bukan tangan yang lembut, yang berkali-kali membuka ayat-ayat al-Qur’an, bukan tangan yang sekali tanda tangan, ratusan juta rupiah cair, tetapi adalah tangan yang melepuh karena bekerja keras mencari nafkah yang halal. “Kulit yang dicintai oleh Nabi SAW, yaitu kulit yang menghitam karena dibakar terik matahari, bukan kulitnya ibu-ibu yang memutih karena tidak pernah kena sengatan matahari. Tangan yang dicintai dan dicium oleh Rasulullah SAW adalah tangan yang menjadi keras (kapalan), kulit melepuh karena mencari nafkah."
Hal yang sama terjadi terhadap puteri Rasulullah SAW, yang sangat disayangi lebih daripada segala-galanya, Fathimah Azzahra. Ketika Rasulullah tengah duduk bersama orang banyak, Fathimah datang, lalu Nabi SAW berdiri menyambut puterinya dan mengambil tangan Fathimah serta menciumnya. “Bayangkan, orang-orang di zaman Nabi SAW itu berebut untuk mencium tangan Nabi SAW, tetapi saat itu, Nabi SAW malah mencium tangan orang lain. Dan siapakah tangan yang dicium Nabi SAW itu? Di antaranya adalah tangan puterinya, Sayyidah Fathimah Azzahra salamallahi ‘alaiha."
Mengapa Nabi SAW mencium tangan Sayyidah Fathimah? Ada sebuah riwayat, ketika hendak berangkat ke masjid, Salman al-Farisi mendengar tangisan anak-anak kecil, yaitu Hasan dan Husain dari rumah Fathimah. Saat singgah di rumah Fathimah, ia melihat sang ibu sedang sibuk menggiling gandum, dan tidak ada yang membantunya untuk mengurus anak-anaknya sehingga Salman menawarkan diri, “biarlah saya yang menggiling gandum itu, dan ibunda yang mengurus anak-anak itu.” Ketika menggiling gandum, Salman melihat tangan Sayyidah Fathimah kasar, melepuh karena setiap hari bekerja keras tanpa seorang pun yang membantunya di rumah.
Fathimah Azzahra as sudah terbiasa bekerja keras tiap hari sambil mengurus anak-anaknya, bahkan pernah bekerja merajut (memintal) benang di rumah orang Yahudi, yang upahnya adalah sebungkus gandum yang dibuat roti untuk berbuka puasa. Suatu saat, ketika roti telah siap dihidangkan untuk berbuka, tiba-tiba ada yang berteriak-teriak dari luar rumah, “Ya Ahlulbait Nabi SAW, wahai keluarga Nabi, saya ini orang miskin yang datang dari kalangan kaum muslimin, saya sudah beberapa hari tidak makan, bantulah saya, wahai keluarga nabi !” Seketika itu juga, seluruh makanan yang ada di atas meja diserahkan kepada orang miskin itu, sehingga keluarga Nabi SAW tidak berbuka puasa kecuali hanya minum air saja.
Peristiwa tersebut terjadi tiga hari berturut-turut. Selama tiga hari itu, keluarga Nabi SAW tidak makan apa-apa karena makanan mereka semua diberikan kepada orang-orang miskin. Mereka memberikan makanan yang mereka perlukan kepada orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan tawanan. Keluarga Nabi SAW berkata, “Kami memberi makan kepada kalian dengan tidak mengharapkan balasan dan terima kasih, kami memberikan makanan semata-mata karena Allah SWT.”
Ada satu riwayat, ketika nabi SAW keluar dari masjid, seorang perempuan tua mengajaknya mengobrol lama sekali. Meskipun demikian, beliau mendengarkannya baik-baik sehingga para sahabat merasa kasihan karena Nabi SAW tidak dapat beranjak dari tempat duduknya karena mendengarkan perempuan tua itu. Para sahabat ketika hendak menemui Nabi SAW, harus mencari di tengah-tengah orang miskin dan rakyat kecil. “Jangan cari Rasulullah SAW di tempat-tempat orang kaya, tidak akan ketemu di situ, _“Kudzuni fi dhu’afaikum,”_‘Carilah aku di tengah-tengah orang kecil (miskin) di antara kamu’. Demikian kata Rasul
Sekarang pun kalau kita mau mencari Rasulullah SAW, carilah di tengah-tengah orang miskin, karena tidak ada tempat yang paling dicintai Rasulullah SAW, selain tempat-tempat orang miskin, rakyat kecil, sampai beliau berdoa di tengah-tengah orang banyak, yang sampai sekarang tidak saya amalkan, _“Allahuma ‘ahyini miskinan…,”_‘Ya Allah hidupkanlah aku di tengah-tengah orang miskin, wafatkanlah aku di tengah-tengah orang miskin, dan bangkitkanlah aku di hari kiamat bersama orang-orang miskin juga,” ungkapnya.
Ketika Aisyah, isteri Nabi SAW, meminta wasiat kepadanya, “Ya Rasulullah, aku ingin dekat dengan Allah, bagaimana caranya? Nabi SAW bersabda, “dekatilah orang-orang miskin, nanti kamu akan dekat dengan Allah, dekatilah orang-orang kecil.” Jadi Nabi Muhammad SAW sangat senang berada di tengah-tengah orang miskin. Dan Rasulullah SAW berkata lagi kepada Aisyah, “kepadaku diperlihatkan semua penghuni surga, ternyata yang aku saksikan kebanyakan penghuni surga itu adalah orang-orang miskin, dan kebanyakan penghuni neraka itu orang-orang kaya.”
Ketika orang-orang miskin bertanya, “Orang kaya itu enak, bisa bersedekah dan kami ini apa yang mau kami sedekahkan.” Rasulullah SAW menjawab, “bacalah oleh kalian _‘Subhanallah walhamdulillah walaa ilaahaillallah wallahu akbar’,_ itu sama nilainya dengan sedekah orang kaya.” Orang miskin itu bertanya lagi, “tetapi ya Rasulullah, orang kaya itu bisa baca zikir seperti itu.” Lalu Rasulullah bersabda, “ada di antara dosa-dosa yang tidak bisa ditebus oleh apapun kecuali dengan sulitnya mencari nafkah yang halal. Ada dosa yang tidak bisa ditebus dengan ratusan pergi haji, dan ada dosa yang tidak bisa ditebus dengan baca zikir itu, dan ada dosa yang tidak bisa ditebus dengan setinggi gunung emas sekali pun. Dan dosa itu hanya bisa ditebus dengan kesengsaraan dalam mencari nafkah yang halal, sulitnya mencari uang, itulah yang menjadi penghapus terhadap dosa-dosa.” Rasulullah SAW melanjutkan, “orang miskin lebih cepat masuk surganya ketimbang orang-orang kaya." Hal ini tidak berarti seseorang hanya mempertahankan kemiskinan, tetapi bagaimana caranya walaupun dalam keterbatasan tapi tetap berjiwa kaya.
Nabi SAW sangat mencintai dan sangat senang berada di tengah-tengah orang miskin dan beliau mau mendatangi dan berkumpul dengan orang-orang yang menderita atau kesusahan. “Ketika membantu orang miskin, jangan berpikir bahwa kita membantu mereka, tidak demikian. Karena pada hakikatnya, kitalah yang beruntung karena telah terbantu oleh mereka dijauhkan dari azab Allah. _Subhanallah_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Sedekah
Sedekah fatehah
*Perlukah sedekah Al Fatihah kpd orang yg sdh meninggal..??* Sering menjadi bahan perdebatan, perlunya sedekah Al-Fatihah kpd Ibu,Bapak,...
Popular
-
Hakikat dalam sholatbitu ada 4 (empat) perkara 1. Berdiri (ihram) 2. Ruku' (munajah) 3. Sujud (mi'raj) 4. Duduk (tubadil) Bai...
-
Ini adalah menjelaskan mengenani asal ususl sholat 5 waktu yang sering kita lakukan dalam peribadatan agama islam yang selama mungkin belum...
-
*Perlukah sedekah Al Fatihah kpd orang yg sdh meninggal..??* Sering menjadi bahan perdebatan, perlunya sedekah Al-Fatihah kpd Ibu,Bapak,...
-
Bahwasannya SHALAT yang kita lakukan tidaklah semata mata untuk menggugurkan kewajiban saja, tetapi untuk meng-esa-kan-NYA. _ SHALAT dan ...
-
📌 NIAT ZAKAT FITRAH UNTUK DIRI SENDIRI ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺍَﻥْ ﺍُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَﻦْ ﻧَﻔْﺴِﻰْ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ~NAWAITU AN UKHRI...
-
“…. Youtube, youtube, youtube lebih dari TV….”, Ya, potongan lirik pada bagian verse Jovial da Lopez di lagu Ganteng Ganteng Swag bis...
-
Hati- hati dalam membaca tulisan ini jika yangvmasih syariat bisa gila. Ini adalah tentang mengkaji diri yabg berdasarkan langsung pada Al...
-
Pagi hari saya melalukan aktifitas seperti biass ngopi di warung kopi deket rumah, sesampainya di sana seperti biasanya foto dan sharr lokas...
-
Nestapa Lombok blm Berakhir laut mulai Retak2 Sudah.. Buat yg lg d pulau Jawa atau ada keluarga d pulau Jawa.. PERBANYAK DO'A...T...
-
------------------------------------------------ KH. Ahmad Dahlan dan Kh. Hasyim Asy’ari itu sekawan, sama-sama menunut ilmu agama di Arab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar